Foto dari Flaviofranja |
Malam itu tidak seperti biasanya. Yuri tidak sendiri,
ada Eva yang berjalan di sebelahnya. Mereka berdua sedang berjalan menyusuri
malam yang dingin di alun-alun kota, sekadar melepas rindu setelah beberapa
minggu tidak bertemu. Yuri kala itu sedang libur kuliah, begitu pun Eva yang
sedang tidak ada tugas kuliah.
"Baru pertama kalinya aku berjalan bersamamu,
Eva."
"Kau kira aku sudah pernah? Sangat mustahil orang
sepertiku bisa berjalan malam-malam bersama seorang laki-laki. Hal seperti ini
sudah lama aku impikan. Bersyukur sekarang sedang terjadi dan itu diluar
ekspetasiku, ini lebih indah, sangat-sangat indah. Tak kusangka laki-laki itu
adalah dirimu, Yuri." Eva menggandeng tangan Yuri dengan erat.
Menggandengnya seolah-olah jika terlepas, ia akan merasakan kesendirian yang
begitu pedih, dibayang-bayangi oleh masa lalu yang sangat buruk.
Yuri tidak menanggapi perkataan Eva. Ia tetap berjalan
disamping Eva yang sedang sibuk menggandengnya. Setelah satu putaran penuh
berkeliling di alun-alun itu, Yuri melepas tangan Eva dan menatap matanya
dengan lembut lalu mengelus dengan pelan pipi Eva.
"Tak usah khawatir, aku tak akan pergi dari
hidupmu. Kita hanya berjarak, itu saja. Jika kita jauh, aku tahu tempat yang
harus aku kunjungi. Tempat yang sudah membuatku hidup di saat aku sekarat.
Tempat itu adalah pelukanmu, Eva." Yuri memeluk tubuh Eva. Ia merasakan
tempat itu dengan cepat membebaskan perasaan takut yang menghantui dirinya.
Tempat yang utuh dan benar-benar nyaman.
"Aku itu bagaikan bayanganmu. Mau kemana pun kau
pergi, aku akan tetap ada di situ. Tidak akan ada yang dapat memisahkan dirimu
dengan bayangan itu kecuali kehendakNya. Aku berani bersumpah untuk itu. Kau
tidak akan merasa sendiri walau pun nyatanya kau sedang sendirian. Lihatlah
aku, Eva. Aku ada di sini untukmu."
Yuri kemudian mencium pipi Eva, kembali menggandengnya
dan berjalan ke arah tempat parkir pinggir alun-alun.
"Dan satu lagi, aku tak akan pernah meninggalkan tempat itu sampai kapan pun."