Foto dari Bansky |
Di saat sedang asik scroll, tiba-tiba saja saya menemukan konten yang membuat saya sedikit tertarik untuk ikut berkomentar. Padahal saya jarang sekali ikut berkomentar di konten seseorang. Ya gimana ya, saya ikut kesal pasalnya konten itu membicarakan tentang "memanusiakan manusia" namun yang terlihat lebih ke penindasan yang bahkan bisa membuat hilang rejeki seseorang dan rejeki bagi keluarganya.
Kok bisa?
Di dalam konten itu ada video sekilas tentang seorang ibu penjaga toko yang terlihat sedang mengusir seorang laki-laki yang memarkirkan motor di depan tokonya. Padahal saat itu suasana juga sedang hujan. Sekilas terlihat tega bukan? Ya, sangat tega jika kita hanya sekilas melihat videonya dan langsung saja menghujat ibu penjaga tokonya. Tidak sedikit, justru banyak sekali orang yang berkomentar menjelekkan, mendoakan tokonya bangkrut, memboikot tokonya, bahkan menyuarakan kalimat dan doa yang sangat buruk.
Bahkan ada video lain yang sampai mencari lokasi toko ibu tersebut di Google Maps dengan caption kurang lebih agar ibu pemilik toko sadar dan lebih memanusiakan manusia. Banyak sekali orang langsung berkomentar buruk di lokasi toko yang tertera di Google Maps dan memberinya rating terburuk, bintang satu. Ya bagaimana lagi, penggiringan opini ini bersifat merugikan dan menindas rejeki ibu pemilik toko tersebut.
Moralitas? Memanusiakan manusia? Penggiringan opini seperti ini menurut saya pribadi sangatlah menjijikan. Masuk kategori sampah.
Jika diruntut berdasarkan fakta yang terlihat di video, ibu penjaga toko tidak bisa mutlak dikatakan tega, jahat, atau tidak memanusiakan manusia. Bahkan saya lebih pro ke ibu yang memiliki toko tersebut.
Apa alasannya?
Pertama, ibu yang ada di dalam video adalah pemilik toko yang otomatis bisa disebut sebagai tuan rumah. Sedangkan laki-laki yang diusir adalah tamu. Dilihat dari sini, mengusir tamu adalah hak dari tuan rumah baik apa pun itu alasannya.
Kedua, laki-laki di video tersebut terlihat memarkirkan motornya di toko milik ibu-ibu itu namun dirinya tidak sedang berada di sana. Mungkin habis dari tempat di seberang toko, habis kencing di pinggir jalan, atau entah habis ngapain dan dari mana jelasnya, namun yang jelas tidak di tempat yang di mana dirinya memarkirkan motornya.
Ketiga, akun yang mem-posting tidak tahu fakta yang terjadi di lapangan. Asal merekam, asal mengirim videonya di Tik-Tok, lalu menggiring opini masyarakat dengan caption yang asal-asalan pula. Berengsek.
Dari ketiga alasan saya di atas, akan sedikit saya simpulkan. Ibu pemilik toko memiliki hak untuk melakukan apa pun karena tempat itu miliknya. Mau seseorang itu diizinkan berteduh, nitip motor, ngopi, udud, salto, atau joget di depan tokonya pun, ya enggak masalah karena sudah dapat izin. Begitupun jika tidak diizinkan dengan alasan apa pun. Tamu ya harusnya manut sama tuan rumah, tidak semena-mena sendiri.
Di video terlihat bahwa laki-laki pemilik motor tidak berada di sana, melainkan sedang berjalan menuju motornya karena sedang dipanggil oleh pemilik toko. Itu artinya, pemilik motor meninggalkan motornya di depan toko tanpa seizin pemilik toko. Jika pemilik toko tidak mengizinkan, sudah pasti pemilik motor tidak akan memarkirkan di depan toko tersebut. Tamu ya harus tau diri.
Dilihat dari berbagai komentar, ada yang bilang bahwa kemungkinan pemilik motor habis dari tempat di seberang toko. Entah sedang berteduh atau ngapain, tapi kenapa pemilik motor tidak memarkirkan saja di depan toko yang dituju? Kenapa justru di depan ibu pemilik toko?
Seharusnya pun jika memarkirkan motor di depan toko seseorang, kan bisa mengobrol minta izin dengan baik ke pemilik toko. Kandah, ngomong, nduwe cangkem yo didenggo. Kalau diizinkan, ya syukur bisa sekalian berteduh di sana. Jika tidak diizinkan? Ya bisa cari tempat lain pasti banyak.
Mertamu kok segeleme dewek, yo tuan rumah ngendi sing ora mangkel atine?
Untuk akun yang mem-posting dan melakukan provokasi untuk menindas usaha ibu pemilik toko sebaiknya tak usah berbicara soal moralitas dengan embel-embel memanusiakan manusia jika tidak bisa berpikir panjang. Saya sangat emosi dan greget dengan kelakuan anda untuk pansos. Sudah cukup. Apa yang anda lakukan sudah jelas melenceng jauh dari kata memanusiakan manusia. Orang-orang jadi menghujat, membenci, memboikot, dan mendoakan hal buruk kepada usaha pemilik toko tersebut. Bajingan seperti andalah yang seharusnya belajar tentang moralitas dan memanusiakan manusia.