Foto dari fingersix |
Apakah kedamaian itu selalu tentang banyaknya warna-warna yang indah?
Apakah kedamiaan itu selalu tentang hal-hal yang rapi dan teratur?
Apakah kedamaian itu selalu tentang hal yang “lebih”?
Apakah kedamaian itu selalu tentang hal yang sempurna?
Oh, sungguh Bajingan.
Yang aku tahu, kedamaian bukan selalu tentang ketenangan, atau tentang banyaknya warna-warna yang ada, atau tentang hal-hal yang “lebih” dari apa pun, atau tentang kategori-kategori yang tergolong indah dan sempurna sesuai dengan apa yang kebanyakan orang percayai, melainkan tentang tanggapan dari perlakuan yang disebut dengan “memahami”.
Kau akan damai, jika kau memahami sesuatu yang berisik.
Kau akan damai, jika kau memahami bahwa, di dunia ini, di alam semesta yang kau sebut dengan salah satunya kehidupan yang ada, ada sesuatu yang tidak berwarna di sana.
Kau akan damai, jika kau memahami tentang hal yang tidak teratur.
Kau akan damai, jika kau memahami apa itu sebuah kekurangan dan ketidaksempurnaan.
Kau akan damai, jika kau “memahami” apa itu “perbedaan”.
Kau akan damai, baik kau percaya atau tidak percaya, dengan cara memahami.
Terlalu sibuk menghakimi golongan kiri atau kanan? Terlalu sibuk memperdebatkan hitam dan putih? Terlalu bersikeras menganggap bahwa menjadi golongan abu-abu adalah sesuatu yang paling benar dan menyalahkan kubu hitam ataupun kubu putih? Terlalu sibuk berbicara tentang kebenaran yang sejatinya kau pun tidak mengerti dengan pasti kebenaran itu?
Apakah dengan begitu kau sepenuhnya berhasil mendapatkan sebuah “kedamaian”?